Bismillahirrohmanirrohim

Bismillahirrohmanirrohim

Sabtu, 07 Februari 2015

Antara Riyadhah dan Kecenderungan Nafsu

Allah swt. memberikan kepada Nabi Musa as., Ia berfirman: "Wahai Musa, Anda ingin Aku lebih dekat padamu, daripada antara pembicaraan dengan lidahmu, bisikan hati dengan hatimu, nyawa dengan badanmu, sinar penglihatan dengan matamu, dan antara kedekatan hubungan antara pendengaran dan telingamu, maka perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw."

Allah swt. Berfirman:

ولتنظرنفس ماقدمت لغد. الحشر: ١٨

Artinya:
"...dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (QS. Al-Hasyr: 18)

Wahai manusia, ketahuilah bahwa nafsu yang selalu memerintahkan kepada Anda untuk melakukan kejahatan, sesungguhnya lebih memusuhi Anda daripada Iblis. Kekuatan Iblis sehingga mampu menguasai Anda, tiada lain karena pertolongan hawa nafsu dan kesenangan-kesenangannya yang menyesatkan. Oleh sebab itu, jangan sampai Anda tertipu oleh hawa nafsu, melalui angan-angan kosong, tipu daya, bertindak lambat, santai dan bermalas-malasan. Semua ajakan Iblis adalah bathil, segala yang timbul dari doktrin dan perintahnya adalah tipu daya yang menyesatkan belaka.
Jika Anda senang dengan kemauan hawa nafsu dan menuruti perintahnya, tentu Anda akan celaka. Jika Anda lengah dalam mengawasinya, tentu Anda akan tenggelam dan jika Anda lemah dalam melakukan perlawanan terhadapnya serta mengikuti saja kesenangannya, tentu ia akan menyeret Anda ke dalam neraka.
Nafsu bukanlah sesuatu yang dapat diarahkan menuju kebaikan. Dia adalah pangkal dari segala bencana dan sumber dari segala aib. Ia merupakan markas kekayaan Iblis dan tempat berlindungnya setiap kejahatan yang tidak ada yang dapat mengetahui kecuali Allah swt yang menciptakannya. Karenanya takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ketika seorang hamba berpikir tentang usianya yang telah berlalu demi kepentingan akhiratnya, maka pemikiran semacam itu, dapat membersihkan hati.
Nabi saw bersabda: "Berfikir satu jam, lebih baik daripada beribadah setahun." Demikianlah, sebagaimana disebutkan didalam Tafsir Abu Laits.

Oleh sebab itu, sudah seharusnya bagi orang yang berakal bertobat dari dosa-dosanya yang telah berlalu. Berpikir tentang hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Dapat memupus angan-angan kosong dan menjadikannya selamat di perkampungan akhirat. Di samping itu, ia juga seharusnya segera bertobat, ingat kepada Allah swt., meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan bersabar untuk tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsu.
Nafsu ibarat berhala, maka barangsiapa yang mengabdi kepada nafsu, berarti ia mengabdi kepada berhala. Tetapi barangsiapa yang mengabdi kepada Allah dengan penuh keikhlasan, maka berarti dia telah mengalahkan hawa nafsunya.


     Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa pada suatu ketika Malik bin Dinar berjalan di padang Bashrah, ketika melihat buah tin, ia menginginkannya. Maka dia lepas sandalnya dan diberikan kepada si penjual buah tin, sambil berkata: "Ambillah sandal ini, dan berikanlah kepadaku buah tin sebagai gantinya." Si penjual buah melihat sandal itu dan berkata: "Sandal itu tidak cukup untuk ditukar dengan satu buah pun." Maka Malik bin Dinar berlalu meninggalkannya. Lalu seseorang bertanya kepada si penjual buah itu: "Tidakkah engkau mengenal siapa dia?". "Tidak", jawab si penjual buah itu singkat. Kemudian dikatakan kepadanya: "Dia adalah Malik bin Dinar." Mendengar jawaban itu, si penjual buah langsung memerintahkan kepada budak pelayannya agar segera menyusulnya dengan membawa sebuah baki yang penuh dengan buah tin. Dia berkata kepada budaknya: "Kalau dia mau menerima ini, maka kamu menjadi merdeka."
     Maka budak itu berlari-lari mengejar Malik bin Dinar, ketika dapat menyusulnya ia berkata: "Tuan, terimalah ini, dari saya." Tetapi Malik bin Dinar menolaknya. Budak itu kembali berkata: "Terimalah ini Tuan, karena di dalamnya terdapat kemerdekaanku." Malik bin Dinar menjawab: "Kalau di dalamnya terdapat kemerdekaanmu, di dalamnya juga terdapat siksaku." Budak itu, masih berusaha merayu dan membujuk Malik bin Dinar, Tetapi ia berkata: "Aku bersumpah tidak akan menjual agama dengan buah tin itu dan aku tidak akan memakannya sampai hari kiamat."

     Diceritakan, bahwa ketika Malik bin Dinar menderita sakit hingga menyebabkan kematiannya, dia menginginkan semangkok madu bercampur susu dan roti hangat. Kemudian datanglah seorang pelayan mengantarkan dan menyajikan apa yang di inginkannya itu. Ketika telah tersedia dihadapannya, ia mengambil dan melihatnya sesaat, lalu berkata: "Wahai nafsu, Anda telah bersabar (untuk tidak memakannya) selama tiga puluh tahun, kini umurmu hanya tinggal sesaat saja, mengapa Anda tidak mau bersabar?". Lalu dia melepaskan tangannya dan berpaling dari makanan yang ada di mangkok itu, dia bersabar dalam menahan keinginannya dan tidak memakannya. Sesaat setelah ia melepaskan dan berpaling dari makanan itu, dia menghembuskan nafasnya (meninggal dunia).
Demikianlah kondisi para Nabi dan Wali dalam usahanya untuk  mengendalikan hawa nafsunya. Mereka adalah orang-orang yang memegang teguh komitmen keimanannya dengan penuh kesabaran, merindukan Allah swt. dan sangat zuhud dalam kehidupannya.

     Nabi Sulaiman bin Daud berkata: "Sesungguhnya perjuangan seseorang untuk dapat mengalahkan hawa nafsunya adalah lebih berat daripada usaha seseorang untuk menaklukkan sebuah kota seorang diri."
     Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhahu berkata: "Tidaklah ada antara aku dan nafsuku, melainkan seperti seorang penggembala kambing. Ketika dia dapat menghalau dan mengumpulkan kambing-kambingnya dari satu arah, maka berpencarlah kambing-kambing itu dari arah yang lain. Barangsiapa yang dapat membunuh (mengendalikan) hawa nafsunya, maka dia akan diselimuti dengan kafan rahmat dan dimakamkan dalam makam kemuliaan. Sementara orang yang  membunuh hatinya, maka dia dibungkus dengan kafan laknat dan dikebumikan dalam makam siksaan."

     Yahya bin Mu'adz Ar-Razi berkata: "Perangilah hawa nafsumu dengan melakukan kebaktian kepada Allah swt. dan berriyadhah. Riyadhah ialah sedikit tidur, sedikit bicara dan sedikit makan serta bertahan dari gangguan manusia. Sedikit tidur dapat membuat keinginan-keinginan hati menjadi baik, sedikit bicara menimbulkan keselamatan dari bahaya, dan bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dapat menghantarkan untuk sampai pada derajat yang tinggi. Dan dengan sedikit makan akan melenyapkan kesenangan-kesenangan hawa nafsu."
Banyak makan dapat menyebabkan hati menjadi keras dan membatu serta nurnya menjadi lenyap. Nur hikmah akan memancar dari sebab lapar. Sedangkan kekenyangan akan membuatnya jauh dari Allah swt.

     Rasulullah saw. Bersabda: "Terangilah hati Anda dengan lapar dan perangilah nafsu Anda dengan lapar dan haus. Rajin-rajinlah untuk terus menerus mengetuk pintu surga dengan lapar pula. Karena pahala menjalankan semua itu, laksana pahala orang yang berjihad dijalan Allah. Sesungguhnya tidak ada suatu amal yang lebih dicintai oleh Allah swt. daripada lapar dan haus. Sedangkan orang yang memenuhi perutnya (kekenyangan) tidak akan dapat memasuki kerajaan langit dan kehilangan (tidak akan dapat merasakan) manisnya ibadah."

  Abu Bakar As-shiddiq ra. Berkata: "Setelah masuk Islam, aku tidak pernah makan sampai kenyang, agar aku dapat merasakan manisnya beribadah kepada Tuhanku dan tidak pula minum yang segar-segar, karena aku merindukan bertemu dengan Tuhanku."
Apabila seseorang memperbanyak makan, maka badannya menjadi berat, kedua matanya akan selalu mengantuk dan semua anggota tubuhnya menjadi lemah sehingga tidak ada sesuatupun yang cukup berarti, sekalipun ia berusaha melainkan ia akan dikalahkan oleh rasa kantuk dan tidur. Maka jadilah ia seperti bangkai yang terbuang sia-sia. Demikian, sebagaimana yang disebutkan didalam kitab Minhajul Abidin.

     Ada sebuah riwayat, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Maniatul Mufti, bahwa Luqman Al-Hakim berkata kepada anaknya: "Janganlah Anda memperbanyak makan dan tidur, karena orang yang memperbanyak keduanya, akan menjadi miskin amal saleh, kelak di hari kiamat."

     Nabi Muhammad saw bersabda: "Janganlah Anda membuat mati hati Anda dengan banyak makan dan minum. Karena hati akan mati, seperti tanaman (yang mati) sebab terlalu banyak air."

     Orang-orang saleh, banyak yang membiasakan menjalani kehidupannya sebagaimana hal tersebut. Perut yang posisinya berada di bawah hati, laksana belanga berisi air mendidih yang kepulan asapnya akan mengenai hati. Banyaknya kepulan asap yang keluar daripadanya akan mengotori hati dan membuatnya menjadi hitam laksana arang. Sedangkan banyak makan, akan membuat perut menjadi penuh, sehingga dapat menghilangkan kecerdasan.

     Diceritakan dari Yahya bin Zakaria as., bahwa iblis pernah menampakkan diri kepadanya sambil membawa beberapa kail. Lalu Yahya bertanya kepadanya: "Apa ini?" Iblis menjawab: "Ini adalah aneka macam kesenangan yang akan aku buat untuk mengail anak cucu Adam." Yahya bertanya: "Apakah Anda telah mendapatkan sesuatu terhadapku dengannya?" Iblis menjawab: "Tidak, hanya saja Anda pernah kenyang dalam suatu malam, lalu aku buat Anda berat untuk menunaikan shalat malam." Adalah suatu yang pasti, aku tidak akan makan sampai kenyang lagi untuk selama-lamanya." Iblis pun menjawab: "Adalah suatu yang pasti pula, aku tidak akan memberi nasehat kepada seorang pun selama-lamanya."
     Hal itu mengisahkan tentang orang yang tidak pernah merasa kenyang seumur hidupnya, kecuali hanya semalam. Lalu bagaimana halnya dengan kondisi orang yang tidak pernah lapar seumur hidupnya, walau hanya semalam pun, namun ia mengharapkan dapat merasakan manisnya beribadah.

     Disamping itu, ada pula kisah yang juga dari Yahya bin Zakaria, sesungguhnya suatu hari dia pernah kenyang setelah makan roti dari gandum, sehingga pada malamnya ia tertidur ketika sedang berzikir. Lalu Allah swt. Menurunkan wahyu kepadanya: "Wahai Yahya, apakah Anda menemukan perkampungan atau tempat bersanding yang lebih utama daripada dengan-Ku? Demi keagungan dan keluhuran-Ku, seandainya Anda melihat surga Firdaus, lalu melihat neraka Jahannam sekejap saja, tentu Anda akan menangis dengan nanah, karena kehabisan air mata dan Anda akan memakai pakaian dari besi sebagai ganti pakaianmu, (karena berlari dari Jahannam dan ingin bersanding dengan-Ku di surga Firdaus)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar