Bismillahirrohmanirrohim

Bismillahirrohmanirrohim

Jumat, 04 Desember 2015

(MAJELIS KE 20) Bicara Tanpa Disertai Perbuatan

Terjemah Kitab

Fathur-Rabbany

wal

Faidhur-Rahmany

Karya
 Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.





Majelis ke  20.

Bicara Tanpa Disertai Perbuatan

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Jum’at pagi 21 Dzulqoidah 545 Hijriyah di Madrasah, Beliau berkata:
((((
Wahai penghuni negeri ini, sungguh amat banyak sikap munafik terjadi, justru amat sedikit orang ikhlas, amat banyak orang bicara tanpa disertai perbuatan, tanpa amal; sedikit pun itu tak berimbang; bahkan  hal ini laksana hujah tanpa penyanggah. Bicara tanpa amal seperti rumah tanpa pintu, laksana tabungan tanpa pengeluaran dan seperti pengakuan pribadi tanpa bukti. Gambar tanpa ruh hanyalah patung yang tak punya tangan kaki dan kekuatan. Besarnya amalmu semisal raga tanpa nyawa, sedang nyawa itu gambaran ikhlas tauhid dan ketegaran menekuni Kitab Allah di samping sunnah Rasul-Nya. Janganlah kau lupakan perintah dan larangan, patuhilah kepastian Allah.
Cobaan dan rintangan yang datang kepada suatu kaum itu seperti bila datang kepadamu; di antara mereka ada yang sabar juga ada yang menjauh dan mengeluh. Di antara syarat cinta kepada Allah itu terletak pada ketiadaan iradah (kehendak) dalam jiwa dan tidak terepotkan oleh dunia, akhirat atau makhluk lain. Mahabbah kepada Allah bukan suatu hal yang mudah; ia baru terlaksana sampai seseorang mampu meninggalkan manusia kedanti tetap masih jauh dari-Nya; dan berapa pula orang yang tidak berbuat seperti itu tetapi dekat dengan-Nya. Janganlah suka menghina orang Islam karena ia exsistensi sirr (rahasia-rahasia) Allah – yang menyebabkan keputihan jiwa mereka. Rendahkan dirimu jangan berbesar diri di hadapan hamba-hamba Allah; kenanglah sifat pelupamu, rupanya dirimu dalam kelupaan yang sangat; seakan kamu telah merasa cukup dan mampu melintsi shirat lalu melihat tempatmu di surga. Betapa besar penipuan ini; setiap orang telah berlaku maksiat kepada Allah dengan pelbagai kemaksiatan; ia tidak perduli hal itu, tidak pula mau bertobat; ia menduga bahwa hal itu sebagai teman sejak semula; demikianlah yang tertulis dalam bukumu dengan mencantumkan waktu dan peristiwanya, pencukupan datau penyiksaan tergantung sedikit banyak perbuatan itu.
Bangunlah wahai pelupa; jagalah wahai penidur; pelaingkan kepada Allah; siapa amat kuat maksiatnya tapi tidak bertaubat atau menyesal sungguh ia datang dengan tujuan kafir.
Camkanlah : Rizki menurut ketentuan pembagiannya, jika sudah terbagi ia tidak bertambah atau menyusut, tidak bisa dipercepat atau diperlambat. Rupanya engkau masih ragu jaminan Allah; betapa engkau loba mencari sesuatu yang tidak didbagikan; kebodohanmu hanya mencegahmu agar datang kepada Ulama, sedang penyaksianmu suatu kebaikan yang hanya menakutkan dirimu jika sampai mengurangi keuntunganmu,
Renungkan, siapakah yang memberi makan dirimu kala masih berada dalam perut ibumu? Setelah lahir, anehnya engkau bergantung atas diri sendri dan orang lain, uangmu, pedaganganmu, serikatmu dan pemimpin negerimu. Setiap orang yang bergantung kepada mereka maka kau pertuhankan; setiap orang yang kau takuti atau kau harap maka kau pertuhankan; setiap orang yang kau lihat berkait dengan dlar (sengsara) dan Naf’ (manfaat) dan kau tidak lihat bahwa Allah berlku atas dirimu maka kau ertuhankan; sedikit amat kau ketahui rahasiamu. Tunggu, niscaya Allah akan mencabut pendengaran, penglihatan, keperkasaan, hartamu dan seluruh ciptaan yang mengeraskan hati mereka atasmu dan mengokohkan kuasa mereka atasmu, memperhinakan dirimu di masa tuamu, mengunci pintu di hadapanmu dari satu pintu yang tembus ke pintu lain tanpa memberi sesuatu makanan sedikit pun padamu; jika engkau menyerunya niscaya tak akan di dengar. Semua ini sebab syirikmu kepada-Nya dan penggantunganmu bukan kepada-Nya, pencarian nikmat selain kepada-Nya dan permintaan tolong melalui jalur maksiat.
Nah, demikian yang terlihat berbagai jenis itu terjadi, sedang hal itu menjadi tidak yang wajar bagi pelau maksiat. Tetapi di antara mereka tetap terdapat sosok manusia bila melihat perrkara disusul taubat; maka untuknya Allah memandang dengan rakhmat, amalannya dengan kemuliaan dan kelembutan.
Wahai makhluk Allah bertaubatlah, wahai ulama; wahai fuqoha, wahai ahli zihud, wahai ahli ibadah, tiada di antaramu kecuali orang yang butuh daku sebagai jalur pertaubatan orangtua-orangtuamu. Bila pada usia permulaan dirimu merasa berat terbukalah bagiku pada akhirnya – menjelang matimu; bila engkau ragu atas pendapatan harta seseorang maka tunggulah keluarganya. Bila terdapat nafkah yang dikeluarkan kepada sanak keluarga, kaum fakir serta kebaikan lain maka bisa diketahui harta tersebut bersumber dari yang halal.))))))0



Anak-anak muridku setiap sesuatu yang kau lihat dari arah kebikan, sedang kau mencintainya, maka hal itu sebagai cinta yang kecil, karena kau masih berjinak dengannya. Cinta sejati adalah cinta yang tak menggoyahkan cinta Allah; karena ia dilihat melalui mata hati, itulah cinta kaum shiddiqun ahli ruhani; cinta mereka bukan sekedar iman, bahkan disertai yakin; kalau mata terbuka dari tabir penutup mata hati, maka mereka pun mampu menembus apa yang ada dalam ghaib atau melihat sesuatu yang tidak mungkin mampu disingkap orang lain.
Wahai Allah limpahkan kepada kami cinta-Mu bersama ampunan dan afiat; kamu akan tinggal di dunia sampai batas waktu yang ditentukan Allah, tidak seorang pun mampu menolak jika sudah dilimpahkan untukmu. Saat izi datang kepada orang yang menguasainya itu menyebabkan ketaqwaan atas sesama manusia dan runtuh akal mereka sedang engkau tersenyum bersamanya, engkau tawakan orang yang mencari sesuatu yang tidak dibagikan Allah, dan sebagian lagi ada orang yang mencari bahagianya tanpa mendapat izin dari Allah.


Wahai manusia teramat pagi engkau menerima nikmat Allah ketika berada dalam perut ibumu, setelah di lahirkan kamu diberi kesehatan, kekuatan, keperkasaan dan memberi rizki berupa taat kepada-Nya menjadi Muslim pengikut Nabi Muhammad saw. Jika engkau merasa nikmat datang darinya lenyaplah kecintaan terhadap makhluk dari hati; berubah menjadi arif kepada Allah, mencitai-Nya, melihat dengan mata hati kepada-Nya; dari jalur ini engkau bisa melihat ihsan dan isa’ah (baik dan buruk) bersumber menurut penjelasan-Nya, tidak tetap pandangan orang-orang yang berbaik kepada-Nya dan keburukan yang datang dari manusia. Bila tampak ikhsan dari mereka ia melihat bahwa hal itu terjadi karena ketentuan Allah, dan jika isa’ah tampak dari mereka, maka ia lihat hal itu terjadi karena penerapan Allah dalam pandangannya berpindah dari ciptaan kepada Sang Maha Pencipta, bersama dengan peristiwa itu ia dilimpahi syara’ hak Allah – dan tidak menertawakan hukum-hukum-Nya.
Hati orang-orang arif tidak bergeming berloncat-loncat dari satu tingkah ke tingkah lain, praktis, sehingga kezuhudannya terhadap ciptaan semakin bertambah kuat, lalu meninggalkan mereka berpaling dari mereka sebaliknya amat suka Allah sembari memperkuat ketaqwaan kepada-Nya. Segala sesuatu yang terambil dari makhluk sama lenyap lalu sumber pengambilannya itu tetap dari Allah. Akal yang berserikat semakin terpateri antar dirinya dengan ciptaan bahkan ditambah akal lain yaitu akal pelimpahan Allah.
Wahai pemburu makhluk, wahai pemusyrik mereka; takutlah jika mati datang menimpamu sedang dalam jiwamu terdapat sesuatu; Allah tidak akan membuka pintu-Nya untuk rukhmu dan Allah tidak akan melihatnya, karena ia berbuat durhaka setiap kali menggantungkan kemusyrikan kepada-Nya.
Peliharalah kesunyian (khalwat) dari cengkeraman nafsu, dari makhluk, kemudian khalwat dari dunia, lalu kahlwat dari akhirat, kemudian khalwat dari selain Allah. Bila engkau berkehendak kahlwat bersama Allah, maka kosongkan dirimu dari segala perwujudan dan per-anganan-mu.

Celaka kamu, Engkau duduk dalam tempat sujudmu sedang hatimu melayang-layang menyinggahi makhluk sambil menanti kedatangan mereka dan pemberriannya. Sia-sialah masa ibadahmu, sama artinya kau jadikan untuk dirimu gambar tanpa arti.
Janganlah dirimu mengikuti sesuatu yang tidak mengikutkan Allah; jika tidak ada ikatan dari Allah dan tidak sebagai ketentuan-Nya atasmu bukanlah dari ciptaan. Bila engkau ingin sesuatu bergegaslah ke sana, jika kau tak punya batin yang bersih atau hati yang sunyi, selain kepada Allah maka pengasingan diri itu tak membawa manfaat.
Wahai Allah limpahkanlah manfaat kepada kami atas ucapan yang daku ucapkan, dan limpahkan manfaat kepada mereka atas ketekunan mereka mendengarkan ucapanku.

(MAJELIS KE 19) TAKUT KEPADA ALLAH

Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
 Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.





Majelis ke  19.

Takut kepada Allah 

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Selasa sore 18 Dzulqoidah tahun 545 Hijriyah di Madrasah,

Beliau berkata:
Demi Al-Haq, seandainya dia tidak ciptakan surga dan neraka tentu aku tetap mengharap dan takut Dia.
Tunduklah kepada-Nya untuk mencari ridla-Nya. Jagalah sesuatu yang diberikan dan yang menyebabkan sika. Taat kepada Allah adalah melaksanakan segala perintah dan menghentikan apa yang dilarang serta bersabar atas keputusan-Nya. Taubatlah, menagislah dan hadapan-Nya, rendahkan dirimu dengan derai air mata sepenuh hati. Tangis dirimu penuh cinta dunia dan akhirat, jadikan cinta-Nya sesuatu hal terpenting bagimu – itu harus engkau terapkan atas dirimu – karena ia membawa manfaat bagimu.
Wahai manusia dirimu mengaku Tuhan, berita apa yang engkau terima sampai engkau berbesar diri kepada Allah. Selain itu engkau juga berkehendak selain yang dikehendaki, bahkan engkau cinta musuh-musuh-Nya; setan terkutuk” Jika putusan Dia telah tiba engkau bertolak tidak sabar, bahkan engkau lari dan mencabut apa yang menjadi kehendak-Nya; berupa penyerahan diri secara total. Sungguh demikian ini tidak membawa manfaat bagimu.
Anak-anak muridku, tradisikan takut dan beragam sampai engkau sanggup menjumpai Tuhanmu. Meneguhkan pijakan hati di hadapan-Nya. Bubuhkan tanda keserahan dalam tanganmu, karena hal itu lebih seyogya bagi penyerahan dirimu. Bila engkau merasa terlindungi maka teguhkan kepada-Nya. Karena bila sesuatu telah dianugrahkan itu tidak akan terulang kembali di sana. Allah, bila memilih seorang hamba jadi baik niscaya ia perdekat dengan-Nya. Ketika ia sedang terselimuti rasa takut sesutu disampaikan untuknya – sesuatu yang tidak bisa lenyap, bahkan hati, rahasianya jadi tenteram. Maka jadilah hal itu ada di antaranya dan Dia.
Celaka, wahai si bodoh, engkau berpaling dari Allah dan mengosongkan diri di balik hatimu, tetapi sibuk melayani sesama makhluk. Orang yang giat melayani Tuhan hatinya dengan Dia. Ia mencoba untuk mengenalnya, maka ia pun mengenalnya, juga ia mengetahui siapa-siapa yang mengenal Dia. Jika orang mengenal Tuhan, berhasil menumbangkan nafsu, tabiat, setan dan suci dan bersih dari dunia, maka baginya dibukakan pintu pendekat dengan-Nya; untuk mencari kesibukan amalanyang dikerjakan untuk Dia semata. Baginya dikatakan, kembalilah di belakangmu, dibukakan untuk membantu makhluk dan tunjukan mereka kepada kami. Bantulah para pencari Kami dan murid yang menuju kepada kami. Tautkan antara cahaya dengan gulita sampai lekat dengan jiwa. Karena ia merusakmu. Kebanyakan manusia cenderung mendahulukan isteri-isteri atau anak-anaknya daripada mendahulukan ridla Allah. Sesungguhnya  aku melihat gerak menuju kedamaian; setiap tujuanmu, isterimu dan anakmu dan apa pun yang datang dari Tuhan itu hanya fatamorgana.
Orang sempurna dalam kemanusiaannya adalah mereka yang berusaha beramal tidak untuk apa pun kecuali Allah. Sungguh telah buta mata hatimu, dan keruh kejernihan rahasiamu. Rupanya engkau tertutup dari Tuhan, sehingga apa yang engkau miliki hanya klise. Karena sebagian Arifin berkata : “celaka amat bagi orang-orang tertutup, yaitu orang yang tidak beramal, karena sesungguhnya mereka telah tertutup.
Sadarilah dalam usia mudamu di hadapan cermin yang retak, sedang engkau masih makan makanan haram tanpa engkau sadari, yang demikian karerna kebusukan yang menyelimutimu serta pengolahan nafsu sahwat dan ketinggian sifat lobamu teramat kuat. Tidak lama lagi tradisi burukmu terntu terputus, hancurlah! Sayang, setiap coba untukmu hanya menjauhkan dirimu dari Tuhan, justru memperdekatmu kepada yang lain. Firman Allah :
Sesungguhnya hal yang demikian itu menjadi pengajaran bagi siapa yang mempunyai hati, atau mempergunakan pendengarannya dengan hati-hati.” (Qs. L:37).
Perputaran pikir itu menuju hati dan perputaran hati itu menuju rahasia dan perputaran sirr (rahasia) itu menuju fana.” Dan perputaran fana’ menuju wujud.
Adam a.s. dn para Nabi bagi mereka tetap mempunyai  syahwat atau kesenangan, hanya amereka mampu mengimbangi nafsu dan mencari ridla Allah. Adam a.s pernah alap terhadap satu syahwat yaitu kala masih berdomisili di surga, lalu ia diturunkan ke satu tempat, kemudian ia bertaubat dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Kendati syahwat Adam a.s. itu terpuji, karena ia mencari agar tidak jauh dari Allah. Dan para Nabi-Nya tidak pernah berhenti menyaingi nafsu tabi’at dan syahwat, sampai mereka bisa menyamai Malaikat menurut sudut keberadaannya. Disebabkan banyaknya bermujahadah dan penderitaan jiwa. Para Nabi Rasul dan para wali adalah tipe orang yang sabar, demikian halnya dirimu karena itu bersabarlah.
Wahai hamba Allah bersabarlah atas hantaman nafsu, karena dalam waktu dekat engkau akan mampu membalas hantaman itu bahkan membinasakan dan merampas kebendaan mereka serta mengambil alih mahkota kekuasaan dan menutup politiknya.
Anak-anak muridku berjihadlah, sesungguhnya kamu tak menganiaya seorang pun jika niatmu suci. Setiap orang tidak punya hak kecuali setelah mendapat perintah syara’, jika perintah itu ada maka jihadmu termasuk ibadah. Orang berakal, orang terpuji dan orang benar telah ditiupkan dalam bentuk mereka dan diberlakukan kiamat atas jiwa mereka, dinaikan dari dunia dengan cita mereka lalu melintasi sirat dengan kebenaran mereka. Mereka berjalan dengan hati sampai terminal di surga. Mereka berhenti di tepi jalan sambil berkata : kita jangan makan, kita jangan minum – seorang pun – karena orang mulia itu tidak makan sendirian, maka surut kembalilah mereka menuju dunia; yaitu untuk mengajak manusia agar bertaat kepada Allah dan memberi kabar tentang apa yang ada di sana, maka perkara-perkara itu pun dipermudah untuk mereka; berupa kekuatan iman dan kesanggupan takwa. Segala apa yang diberikan  oleh Allah tampak jelas dihatinya; yakni berita tentang kiamat; ia juga melihat surga neraka dan apa saja yang berada di dalamnya. Ia melihat mereka beraneka macam bentuk ciptaan dan Malaikat yang sama bertawakal. IA meliaht bayangan sesuatu laksana melihat dunia beserta bayangannya. Ia melihat ciptaan seperti kuburan yang berjalan; apabila melalui kubur tampak jelaslah peristiwa apa yang ada di dalamnya, baik nikmat atau siksa; ia melihat kiamat dan apa saja yang terjadi di hari itu. Ia meliaht rakhmat Allah dan siksa-Nya, ia melihat para Malaikat berjajar berdiri, para Nabi dan Rasul, para badal para wara’ berada dalam urutan mereka, ia melihat penduduk surga saling berkunjung dan penduduk neraka saling bermusuhan. Siapa baik pandangannya nisacaya mampu menembus hati manusia – dengan pandangan mata kepalanya, sedang mata hatinya mampu menembus perbuatan Allah atas manusia; ia melihat pergolakan dan ketenangan atas mereka. Nah, inilah yang disebut pandangan mulia yang hanya bisa dilakukan oleh para wali Allah. Orang semacam ini bisa memnadang manuisa tampak sifat lahirinya dari pandangan mata kepala, dan tampak sifat batininya dari sudut pandang mata hati, sedang untuk memandang Tuhan dengan mata sirr-nya. Siapa melayani, maka dilayani, bila kedatangan kehendak Allah ia menerima, ia tetap mengembannya kendati membawanya ke darat atau samudera, ke pantai atau ke puncak, tidak perduli makannya pahit atau manis, terminalnya pada kemuliaan atau kebinasaan, kaya atau fakir, sehat atau sakit, ia tetap berjalan bersama kehendak Allah, sehingga apabila mengetahi kehendak itu sesungguhnya ia telah turun atau di kendaraan; lalu berkendaraanlah ia, melayani dan tawadlu’ – yang demikian karena dekatnya kepada Allah serta pemujaannya atas-Nya.
 Semua  itu semata terjadi karena persaingan dengan nafsu hawa tabiat setan dan teman buruk dapat dimenangkan dengan gemilang.
Wahai Allah limpahkan rizqi untuk kami sejalan menurut ketentuan-Mu dalam segala keberadaan ini.
Wahai tuhan kami berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di kahirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.                                                           

(MAJELIS KE 18) Jihad Terhadap Hawa Nafsu Dan Syaitan

Terjemah Kitab

Fathur-Rabbany

wal

Faidhur-Rahmany
Karya
 Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.



Majelis ke  18.

Jihad Terhadap Hawa Nafsu Dan Syaitan 

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Ahad pagi tanggal 16 Dzulqoidah tahun 545 Hijriyah di Pondok,

Beliau berkata:
Allah telah memberikan untukmu berupa dua jihad/perlawananan; lahiri dan batini.
Adapun batini usaha untuk memerangi nafsu, hawa, tabiat, setan, bertaubat dari maksiat; tetap memuliakan-Nya dan meninggalkan syahwat yang diharamkan.
Sedang yang berbentuk lahiri yaitu : usaha untuk memerangi orang kafir yang menentang Allah dan Rasul-Nya, menahan kekuatan senjata mereka; baik berbentuk pedang, panah dan tombak untuk membunuh mereka, karena jika engkau biarkan mereka pasti akan membunuhmu.
Dari dua bentuk jihad tersebut, jihad batini ternyata menempati posisi yang lebihberat daripada yang berbentuk lahiri. Karena hakekatnya ia sebagai penahan nafsu keharama, perobahannya dan menetapi perintah-perintah syara’ serat mencegah larangan-Nya. Maka barang siapa menetapi perintah Allah dalam kedua jihad itu niscaya ia peroleh keutamaan dunia dan akhirat. Luka yang ada pada tubuh orang yang mati syahid itu laksana bercantuk darah dalam tanganmu, itu tidak sakit, dan mati dalam kebenaran jihad untuk dirinya itu menjadi penebus dosa laksana di dahaga meneguk air dingin.
Wahai manusia, imanilah Al-Qur’an, beramal-lah menurut ketentuannya, ikhlaslah dalam beramal. Engkau jangan mempertonjolkan amal, jangan munafik atas amalmu, jangan cari puji dan makhluk atau pengganti dari mereka. Karena itu, sedikit amat orang yang ikhlas, dan berapa banyak orang munafiq. Alangkah malas engkau tuntuk kepada Allah, tetapi konstan tunduk di bawah musuh-Nya dan musuhmu “setan terlaknat”. Orang itu suka berharap agar tidak lepas dari beban yang diberikan oleh Allah. Sungguh perlu engkau mengerti bahwa, sabar atas beban, qodlo dan qodar itu amat lebih baik dibanding isi dunia dan akhirat yang diserahkan kepadamu untuk bertasawuf. Sesaat bersabar, sesaat bersyukur, sesaat dekat sesaat jauh, sesaat kaya sesaat fakir, sesaat sehat sesaat sakit, setiap amniah mereka itu menjaga mereka bersama Allah. Demikian suatu hal terpenting bagi mereka.
Anak-anak muridku,  jadilah orang benar, tentu engkau baik, jadilah pembenar dalam hukum tentu engkau baik dalam keilmuan. Jadilah kebenaran dalam sirr (rahasia) tentu engkau benar dalam kenyataan. Setiap selamat yang ada dalam ketundukan kepda Allah, yaitu sebagai perwujudan dari pelaksanaan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya dan sabar atas keputusan-Nya. Barang siapa menuruti Allah niscaya Dia mengabulkan pintanya, dan siapa tunduk kepada Allah, niscaya orang akan tunduk kepadanya.
Wahai manusia kemarilah karena aku membawa nasihat bagimu. Aku pemihak diriku dan kamu meliputi segala apa pun yang diriku ada di sana. Aku berpihak Dia. Apakah engkau hendak bebas dari kehendak Allah sebagaimana yang berrlaku padaku dan kamu. Janganlah menuntut aku, karena aku butuh kamu seperti engkau buruh diriku. Nabi saw. bersabda :
“Tidak terbilang sempurna iman seseorang beriman sehingga ia memenuhi kehendak saudaranya muslim seperti ia memenuhi kehendaknya sendiri.”
Nah, demikian realisasi kata pemimpin kita dan pembersar kita, pendahulu para Nabi dan Rassul serta orang-orang benar sejak Adam sampai kiamat. Sungguh ternafikan kesempurnaan iman bagi orang yang tidak memenuhi pangilan saudaranya muslim seperti ia memenuhi kehendak sendiri. Jika engkau cintai dirimu sendiri tentu engkau pilihkan sebaik-baik makanan, sebagus-bagus pakaian, seindah-indah kediaman, secantik-cantik paras dan sebanyak-banyak harta untukmu sendiri. Tetapi cintamu  kepada saudaramu yang muslim kebalikan semua itu. Maka betapa engkau mendustai akan pengakuan beriman sempurna. Wahai orang yang jarang berkhayal, ini menjadi bagian tetangga muslim, dan engkau sendiri termasuk keluarga muslim. Engkau punya harta, maka wajib zakat untuknya, bukankah saban hari engkau peroleh untung yang berlimpah. Juga engkau punya kemampuan yang bertambah melebihi jatah kemampuan yang engkau butuhkan. Tapi mengapa engkau tidak memberikan untuk mereka. Padahal mereka rela memikul kefakiran. Namun bilaman nafsumu, hawa, setan pengendali dirimu tetap membelenggu jangan harap engkau bisa lolos dangan mudah demi mendahulukan perbuatan bajik. Rupanya engkau pemuja dirimu sendiri, harta, makhluk sekitarmu dan sesuatu yang engkau miliki. Siapa berbesar cinta dunia atau lebih kuat sifat loba dunia, tetapi lupa mati dan perjumpaan dengan Allah, tidak butuh memisahkan antara halal dan haram, sungguh ia disamakan dengan orang-orang kafir; sebagaimana ucapan mereka :
“Kehidupan ini tiada lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” (Qs. XLV :24).
Tampaknya engkau seperti bagian mereka, bedanya engkau mengaku Islam dn darahmu terjamin oleh dua kalimat syahadat, dan mensejajarkan diri bersama kamu muslimin dalam shalat dan puasa, sebagaimana tradisi kebajikan mereka.
Engkau tampakkan dirimu kepada manusia seakan bertaqwa sedang hatimu cenderung jahat. Hal itu sama sekali tidak berguna bagimu.
Wahai manusia, mana saja sesuatu yang bermanfaat bagimu; lapar dan dahaga di siag hari, tapi di malamnya engkau buka dengan makanan haram. Tampak engkau puasa di siang hari, tapi bermaksiat di malamnya. Wahai pemakan haram, engkau tahan dirimu minum di siang hari tapi engkau sama buka dengan darah kaum muslimin. Tak jarang di antaramu berpuasa tetapi berlaku fasiq di malam hari. Nabi bersabda :
“Tidak akan terhinakan umatku atas sesuatu yang mereka agungkan di bulan puasa.”
Pengagungannya adalah dengan laku taqwa di bulan itu, dan puasanya semata karena Allah, serta giat memelihara hukum-hukum syariat-Nya.
Anak-anak muridku puasalah, bila tiba saat berbuka berikan sesuatu yang engkau gunakan berbuka kepada orang fakir. Engkau jangan makan sendiri. Siapa makan sendirian tidak mau mendermakan yang sebagian kepada yang membutuhkan berarti ia takut jika fakir.
Wahai manusia engkau berkenyang diri sedang tetanggamu lapar. Engkau mengaku mukmin, tapi imanmu tidak bersih. Engkau banyak kuasai beraneka makanan sampai engkau dan keluargamu jadi terpandang. Namun ketika ada pengemis berdiri di depan pintumu engkau usir secara kasar. Dalam waktu dekat engkau akan ketahui beritamu, dan tak lama lagi engka akan berlaku seperti itu, kemudian engkau juga ditolak seperti engkau menolak pengemis itu.
Engkau jangan berdiri seperti itu, mengmbil apa yang ada di hadapanmu dan membiarkannya terkumpul di antara dua keadaan. Tawadlu’ itu seharusnya engkau jadikan tempat berpijak, dan memberi itu seharusnya asli dari hartamu. Nabi kita mUhammad saw. itu selalu memberi peminta dengan tangannya sendiri, memerah sendiri susu kambingnya dan menjahir bajunya sendiri. Barang siapa mengaku pengikut setia beliau, sedang engkau jauh berbeda dengannya; baik kata atau tindakan. Demikian ucapan untukmu jika engkau datang sambil membawa syariat Islam – jika tidak jangan mengaku “aku orang Islam”. Peliharalah ketentuan-ketentuan dan hak-hak Islam; yaitu penyerahan diri totalitas di hadapan Allah.
Jalinan belas kasih antar sesama manusia sehingga engkau dikasihani para penduduk langit. Dikatakan selagi engkau masih berdiri bersama  nafsu tidak akan sampai ke maqam ini. Selagi engkau masih menjalin bahagian darinya berarti engkau masih berada dalam batasan-nya; yaitu menjaga kehendak dan mencegah keberuntungannya, dengan cara menjalin kebenaran menurut kelestariannya, dan menjalin hubungan dengannya agar tidak terjadi kerusakan. Adapun haknya adalah sesuatu yang harus terealisir, berupa makanan, pakain, minuman dan tempat tinggal, kelezatan dan syahwat. Maka cabutlah haknya sebagaimana ditentukan syara’. Setiap pembagian yang menjurus pada kemampuan untuk menggali ilmu Allah; maka pemberian yang demikian itu tidak haram. Duduklah pada pintu syara’, biasakan melayaninya niscaya engaku beruntung. Engkau dengar Allah swt telah berfirman:
“Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah dan apa yang dilarang darinya, hindarilah.” (Al-Hasyr : 7)
Terimalah dengan riang dan ringan, dan benamkan dirimu padanya. Jika banyak yang anda dapat dari kepastianNya, sebagaimana ilmuNya, maka disanalah anda berada. Jika anda menerima dengan gampang, anda tidak akan hancur, bahkan tak akan pernah luput dari anugerah pemberianNya.
Hasan al Bashri berkata, “Cukuplah bagi orang beriman, sekadar makanan ringan, cukuplah kurma jelek dan seteguk air.”
Orang beriman itu makan untuk kekuatan tubuh, orang munafik makan untuk menikmati makanan. Orang beriman mengkonsumi makanan karena ia butuh kekuatan melintasi jalan menuju tempat, dimana tempat itu justru seluruh kebutuhannya tercukupi, karenanya ia makan hanya sekadar kuat saja. Sedang orang munafik memang tidak punya tempat, tidak punya tujuan hidup.

 Betapa banyak hari-hari dan bulanmu teledor. Usiamu kalian potong tanpa manfaat. Aku melihat kalian tidak teledor dengan duniamu, sementara kalian teledor dengan agamamu. Berbaliklah, kalian akan berpijak pada kebenaran.

Dunia tidak akan abadi bagi siapa pun, begitu pula bagimu. Apakah kalian masih punya harapan hidup bersama Allah Azza wa-Jalla?

Oh betapa minimnya pikiranmu. Betapa banyak orang menumpuk dunianya, membangun dunianya, sementara di satu sisi ia merobohkan bangunan akhiratnya, dengan mengumpulkan dunia dan membuang agamanya. Benar-benar dramatik terjadi antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla, ia malah mendendam kepada Tuhannya dan lebih ridlo kepada makhlukNya. Kalau dia tahu bakal mati dalam waktu dekat, hadir di hadapanNya, ia pun juga dihisab atas seluruh perbuatannya, maka tidak ada yang banyak dari jumlah amalnya.
Dari Luqmanul Hakim ra, berkata pada putranya, “Wahai anakku, sebagaimana engkau sakit, kalian tidak tahu bagaimana tiba-tibanya penyakit. Demikian pula kalian mati dan kalian tidak tahu bagaimana anda nanti mati.”Aku peringatkan pada kalian dan aku hindarkan kalian. Tapi kalian tidak pernah perhatikan, tidak pernah menghindari. Kalian malah lenyap dari kebaikan sibuk dengan dunia. Sebentar lagi anda tua, dan dunia tidak ada gunanya, bahkan semua yang anda kumpulkan jadi bebanmu.Anak-anak sekalian, semestinya kalian menanggung tugas dan memutuskan kejahatan. Kalimat kejahatan akan bercabang, jika kalian bicara, lalu saling bersahut, datang pula kalimat sepadannya, lalu hadir keburukan diantara kalian. Hanya sedikit makhluk yang mengajak ke pintu Allah Azza wa-Jalla, dan mereka ini sebagai bukti dan argument kebenaran atas mereka. Jika khalayak tidak menerima, maka kaum mukmin akan meraihnya sebagai nikmat, tapi derita bagi kaum munafik, mereka ini adalah musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla.
Ya Allah semoga Engkau berikan kebajikan bersama Tauhid, dan sirnakan kami dari makhluk dan selain DiriMu secara total.
Wahai orang yang bertauhid, wahai orang yang masih musyrik, sesungguhnya di tangan para makhluk itu tak berarti apa-apa. Sebuah kemuliaan di mata penguasa, para raja, orang-orang kaya, semua itu hakikatnya di tangan Allah SWT. Hati mereka berada di TanganNya, terserah Dia membolak balikkannya.
”Tak ada sesuatu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuuro : 11)
Jangan manjakan dirimu, ia bisa memakan jiwamu, seperti orang yang mendidik anjing dan memanjakannya, suatu ketika lengah anjing itu akan memangsanya pula. Jangan kau andalkan senjata nafsumu dan jangan pula mengasah ketajamannya, karena akan mengenai dirimu di wadah kehancuran ketika nafsu mengkhianatimu. Potonglah isi nafsu dan jangan melewati syahwatnya.

Ya Allah tolonglah kami atas nafsu-nafsu kami.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehididupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.