Bismillahirrohmanirrohim

Bismillahirrohmanirrohim

Rabu, 21 Januari 2015

Rahasia Cinta





Rasulullah Saw, ketika bersabda:  "Pandangan Seorang Anak Kepada kedua orangutan tuanya Adalah ibadah."
Dalam hadits mulia Suami ADA rahasia pengagungan Cinta Kepada Allah Ta'ala, sebagaimana menanjaknya Cinta-cita para pecinta Kepada Allah ta'ala. Maka Memandang PADA Allah Adalah ibadah.
Anak-anak Sekalian. Perlu Kalian ketahui bahwa alam rahasia para pecinta, Dan Hasrat para Perindu, Adalah Kebajikan kaum 'arifin di Dunia, Dengan Menyebut keluarnya dari Dunia, sebagaimana disebutkan Keabadian syurga Bagi Kebaikan Ahli syurga. Tak Ada Yang LEBIH Dicintai Diposkan pecinta dibanding Bertemu Sang Kekasih. Seandainya Bukan KARENA ajal Yang Telah ditentukan Allah Ta'ala Bagi para Perindu, pasti Sudah mati nyawanya di badannya, KARENA dahsyatnya rindu kepadaNya.
Anas ra, Berkata, "Ditanyakan Kepada Rasulullah Saw," Wahai Rasulullah! JIKA Saja Allah berkehendak mengabadikan abadi PADA para waliNya di Dunia? "
Rasulullah Saw, Menjawab, "Allah TIDAK Ingin mengabadikan wali-waliNya di halaman WordPress, namun Allah memilih wali-wali Dan kekasih-kekasihnya, UNTUK Meraih Kemuliaan utamaNya. Tidakkah kamu industri tahu bahwa pecinta Selalu Merindukan kekasihnya? Sungguh elok Bagi orangutan Yang ruhnya Dan arahnya Adalah Bertemu Allah. "
Dalam Suatu kisah Abu Hurairah ra, Berkata PADA kawannya, "Mau Pergi kemana kamu?" Kawannya Menjawab, "Aku mau Membeli Sesuatu UNTUK Keperluan keluargaku."
Lalu Abu Hurairah ra Berkata, "Belikan aku Kematian, kalau kamu Bisa, lakukanlah. KARENA BeGiTu lama Rinduku Kepada Tuhanku. Sedangkan mati LEBIH kucintai dibanding air minum Dingin udara Bagi orangutan Yang kehausan, Dan LEBIH manis Ketimbang madu. "Lalu beliau Menangis sekeras-kerasnya, sembari Berkata," Duh rindunya aku ... .kepada Yang Melihatku, tetapi aku tak melihatNya ... ". Lalu beliau pingsan.
Uwais ra ditanya, "Bagaimana kabarmu pagi ini?"
"Bagaimana ADA kabar pagi Bagi orangutan Yang ketika pagi hari TIDAK Ingin datangnya sakit hari, Dan ketika sakit hari TIDAK Ingin datangnya pagi, sedangkan rindunya Panjang Hingga KE Relung hati?" Jawabnya.

Kondisi Para Perindu

Malik bin Dinar ra, mengatakan, "Aku sedang berjalan di padang Bashrah, Lalu kulihat pemuda berambut gimbal Yang sedang sakit, menghadap kiblat sembari Berkata," Oh Matahatiku, Betapa Panjang Rinduku Padamu, kapankah aku Bertemu Padamu? Sampai Kapan Engkau Penjara aku UNTUK TIDAK menemuiMu? "
"Hai pemuda! Apakah sekarang Suami Waktunya Pertemuan ANTARA pecinta DENGAN kekasihnya? "Tanya Malik.
"Kekasih hearts Segala Waktu Selalu Ada, Tak Pernah tiada. Bahkan sebelumnya Saat ini Dia tampakkan cintanya DENGAN Membakar rindu cintanya, Dan para Perindu Membuka rahasia-rahasia mereka DENGAN luapan api rindunya PADA harapannya. "
Ada Seorang Dari Penduduk Bashrah sedang Menangis Hingga matanya buta, Lalu Berkata, "Tuhanku oh Tuhanku kapankah aku Bertemu Denganmu? Maka demi kebesaranMu, seandainya ANTARA diriku DENGAN Dirimu terbentang neraka Yang menjilat pun, aku tak akan PERNAH surut Padamu -dengan pertolongan Dan taufiqMu- Sampai aku Bertemu Denganmu, Dan Aku Tidak rela Tanpa Dirimu. "
Fath al-Maushily ra, mempunyai doa Anak Perempuan Yang ma'rifat. Keduanya Pergi haji, ketika kedua matanya Memandang Baitullah, shalat Satu Diantara keduanya PADA Berkata, "Duh, amboi, Inikah rumah Tuhanku ?!"
Saudarinya yang lain Menjawab, "Benar."
Lalu Penanya Tadi berteriak Kencang, Sampai akhirnya mati Saat ITU JUGA.
Saudarinya Kemudian bermunajat, "Oh Tuhan, kuadukan diriku Padamu, Dan BeGiTu lama aku merindukanmu ... Ah..Ah ... Ah ... .." Demikian Akhir kata Perempuan ITU, Lalu mati pula.
Kepada Dikatakan abu Bakar al-Wasithy ra, "Apakah Tirai Al-Quds?"
"Ia Adalah Tirai Dinding Yang dijadikan Allah Ta'ala agar didengar KalamNya Dan Munajat padaNya, Serta Memandang WajahNya, sekehendak Metreka Dan Kapan Saja." Lalu beliau membaca ayat:  ". Dan Bagimu di dalamnya APA Yang Engkau senangi Diposkan Selera dirimu"
Ibrahim bin Adham ra Berkata, "Aku MASUK KE bukit Lebanon, Tiba-Tiba ADA pemuda Yang Berdiri sembari Berkata," Wahai Dzat Yang hatiku Terus menciNya! Wahai Yang nafsuku Terus berkhidmah padaNya, Dan Rinduku BeGiTu Dahsyat padaNya. Kapankah aku menemuiMu? "
"Semoga Allah merahmatimu. Apa Sesungguhnya Tanda Mencintai Allah? "Tanyaku. "Cinta berdzikir padaNya," jawabnya. "Tanda perinduNya?" "Hendaknya besarbesaran Tak Pernah melupakanNya hearts Segala situasi dan kondisi," jawabnya. Suatu ketika sebagian Ahli ma'rifat sedang Menjelang wafat, Lalu isterinya Menangis. "Apa Yang Kau tangisi?" tanyanya. "Bagaimana Aku Tidak Menangis, sedangkan aku akan Sendiri." "Duh kamu Suami. Sejak empat dalam puluh Tahun aku Sangat Menangis Penuh rindu UNTUK hari seperti inisial. Inilah hari sampainya diriku, hari kesenangan Dan bebasku. Duhai Selamat Datang hari penantian! "
Al-Hasan al-Bashri ketika sedang Menjelang wafat, mereka sedang menalqin syahadat padanya. Lalu doa matanya Terbuka Dan Berkata, "Sampai Kapan Kalian mendoakan aku kepadaNya, sedangkan aku Terbakar rindu padaNya sejak doa puluh Tahun?"
Sahl bin Ali ra, ditanya Mengenai debaran hati Ibrahim al-Khalil, Dan DERU hati Kanjeng Al-Mushtofa Saw.?
"Debarannya Datang Dari rasa Takut, Dan DERU Hatinya Dari rasa rindu."
Rabiah Adawiyah ra Menangis ketika Menjelang matinya, Dan Tertawa ketika Saat ITU Tiba. Maka ditanya kenapa demikian?
"Soal Tangisku, Karena Aku Segera Berpisah DENGAN dzikir di Tengah Malam Dan siangku. Tertawaku Sedangkan, saking gembiranya hatiku Segera Bertemu denganNya. ". Lalu beliau wafat Saat ITU pula.
Abu Barda 'ra, sakit. Ia ditanya, "Maukah Kami panggilkan Dokter Yang mengobatimu bias?"
Dia Menjawab, "Dokter Malah menyakitiku. Sudah BeGiTu lama Rinduku PADA Tuhanku, Dan Rinduku PADA pujaan hatiku Muhammad Saw, Serta Rinduku PADA kawan-Kawanku Yang Sudah mendahuluiku. Aku Sangat Takut JIKA Berpisah DENGAN mereka. "
Dzun Nuun al-Mishry munajat, Mulai Malam Hingga pagi: "Duhai Sang penolong, Duhai Sang penolong ....". Lalu besarbesaran Terdiam. Maka besarbesaran ditanya TENTANG HAL ITU.
"Semalam aku Melihat hal DENGAN mata batin Mengenai costs kos terbenam Allah Swt, Hingga Dia menghamparkan Latar cintaNya kepadaku, aku Hingga tersengat rindu Dahsyat, Lalu aku mohon pertolongan padaNya agar Segera Keluar dari Dunia, sebagaimana keinginan Ahli neraka UNTUK Keluar Dari neraka.
Lalu aku Melihat hal bahagianya para mujtahid di Dunia, Dan para penempuh JalanNya di Kegelapan Malam, Dan bagaimana mereka menggelar keningnya di hadapan Allah Yang Maha Tahu Yang ghaib, DENGAN kebeningan hati mereka. Baru aku merasa Tenang.
Uqbah bin Salamah ra, Berkata, "Tak ADA Saat Yang pagar mendekatkan hamba Allah Swt Kepada dibanding ketika bersujud besarbesaran, Dan tak ADA Yang LEBIH Dicintai Allah Dari Seorang hamba dibanding hamba Yang rindu menemuiNya."
Dalam hadits disebutkan, "Sebaik-Baik Persembahan Bagi mukmin Adalah Pertemuan DENGAN Tuhannya."
Muhammad bin Yusuf ra, Berkata, "Kalau aku Harus memilih ANTARA Harus Hidup di Dunia Seratus Tahun, Terus menerus Beribadah Dan sama Sekali sekejap mata pun TIDAK bermaksiat, dibanding aku mati, aku memilih Sungguh mati."
"Kenapa demikian?" Besarbesaran ditanya. "KARENA saking Rinduku kepadaNya."
Syeikh Ahmad ar-Rifa'y

Selasa, 06 Januari 2015

Nafsu Nyata Nafsu Tersembunyi

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary


“Bagian nafsu dalam kemaksiatan itu jelas nyata. Sedangkan bagian nafsu di dalam ta’at, itu tersembunyi dan tidak nyata. Mengobati yang tersembunyi itu sangat sulit terapinya.”
Bahwa nafsu itu memiliki kecenderungan maksiat dan melakukan tindak maksiat itu sangat nyata dan jelas, karena naluri nafsu memang demikian. Namun ketika nafsu menyelinap di balik aktivitas taat, kebajikan, amaliah, sangat tersembunyi. Alur nafsu dalam konteks ini memiliki tiga karakter:

Takut pada sesama makhluk,
Ambisi rizki,
Rela pada kemauan nafsu itu sendiri.

Munculnya ketiga karakter itu bersamaan dengan selera nafsu.

Sedangkan perselingkuhan nafsu dibalik taat dan ibadah kita begitu tersembunyi. Tiba-tiba ia merasa lebih tinggi dibanding orang lain, lebih suci, kemudian muncul rekayasa untuk manipulasi, dengan tujuan tertentu atau imbalan tertentu, yang menyebabkan riya’.

Mari kita bertanya pada diri sendiri dibalik nafsu yang tersembunyi ini. Apakah ketika kita beribadah, melakukan aktivitas kebajikan dan amaliyah lainnya, agar kita disebut berperan? Agar disebut lebih dibanding yang lain? Mendapat pujian dan kehormatan orang lain? Anda sendiri dan orang-orang sholeh yang memiliki matahatilah yang mengenal karakter itu.

Karena itu nafsu sering bersembunyi dibalik bendera agama, dibalik aktivitas ibadah dan gerakan massa keagamaan, bahkan nafsu merangsek ornamen penampilan orang-orang saleh, agar disebut saleh.

Disnilah Ibnu Athaillah juga mengingatkan berikutnya: “Kadang-kadang riya’ itu masuk padamu, ketika orang lain tidak memandangmu.”

Kenapa demikian? Karena riya’ itu bertumpu pada pandangan makhluk. Ketika anda bersembunyi atau makhluk lain tidak mengenal anda, lalu anda diam-diam merasa ikhlas, karena makhluk lain tidak melihatmu, itu pun disebut riya’. Sebab unsur makhluk masih tersisa di hatimu.

Al-Fudhail bin ‘Iyadh, ra, menegaskan, “Beramal demi pandangan manusia itu adalah syirik. Sedangkan tidak melakukan amaliah karena agar dipandang manusia, adalah riya’. Meninggalkan amal demi manusia adalah syirik. Ikhlas, adalah Allah jika anda diampuni (lalu meninggalkan) kedua faktor di atas.”

Ketika seseorang berlaku riya’, dalam kondisi khalwat, secara diam-diam pula ia ingin disebut lebih utama dibanding yang lain. “Wah saya sudah suluk, saya sudah baiat, saya sudah khalwat… Sedangkan kalian kan belum… Jelas saya lebih baik dibanding anda…”. Bisikan lembut ini adalah bentuk ketakaburan dan riya’.

Inilah mengapa Ibnu Athaillah melanjutkan: “Upayamu untuk meraih kemuliaan agar makhluk mengetahui keistemewaanmu, menunjukkan bahwa ubudiyahmu sama sekali tidak benar.”

Karena, menurut Syeikh Zarruq, ra, manakala anda benar dalam ubudiyah pada Tuhanmu, pasti anda tidak senang jika yang lainNya tahu amalmu.

Sebagian Sufi mengatakan, “Tak seorang pun benar pada Allah Swt, sama sekali, kecuali jika ia senang bila cintanya tidak dikenal oleh yang lain.”

Ahmad bin Abul Hawary ra, mengatakan, “Siapa pun bila senang kebaikannya dipandang orang lain atau disebut-sebut, ia benar-benar musyrik dalam ibadahnya. Karena orang yang berbakti pada cinta, tidak senang bila baktinya dipandang oleh selain yang dijabdi.”

Sahl bin Abdullah ra, mengatakan, “Siapa yang senang pamer amalnya pada orang lain ia telah riya’. Dan siapa yang ingin dikenal kondisi ruhaninya oleh orang lain, ia adalah pendusta.”

Ibrahim bin Adham nengatakan, “Tidak benar bagi Allah orang yang senang dengan keterkenalan (popularitas).”

Dan menghapus riya’ dan membersihkannya, sudah seharusnya dilakukan dengan memandang kepada Allah Swt dan menolak selain DiriNya.

Senin, 05 Januari 2015

Kitab Bidayatul Hidayah (halaman 1)


فاعلم أيها الحريص المقبل على اقتباس العلم، المظهر من نفسه صدق الرغبة، وفرط التعطش إليه.. أنك إن كنت تقصد بالعلم المنافسة، والمباهاة، والتقدم على الأقران، واستمالة وجوه الناس إليك، وجمع حطام الدنيا؛ فأنت ساع في هدم دينك، وإهلاك نفسك، وبيع آخرتك بدنياك؛ فصفقتك خاسرة، وتجارتك بائرة، ومعلمك معين لك على عصيانك، وشريك لك في خسرانك، وهو كبائع سيف لقاطع طريق، كما قال صلى الله عليه وسلم: (من أعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريكا فيها).

Ketahuilah wahai manusia yang ingin mendapat curahan ilmu, yang betul-betul berharap dan sangat haus kepadanya, bahwa jika engkau menuntut ilmu guna bersaing, berbangga, mengalahkan teman sejawat, meraih simpati orang, dan mengharap dunia, maka sesungguhnya engkau sedang berusaha menghancurkan agamamu, membinasakan dirimu, dan menjual akhirat dengan dunia. Dengan demikian, engkau mengalami kegagalan, perdaganganmu merugi, dan gurumu telah membantumu dalam berbuat maksiat serta menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut. Gurumu itu seperti orang yang menjual pedang bagi perompak jalanan, sebagaimana Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang membantu terwujudnya perbuatan maksiat walaupun hanya dengan sepenggal kata, ia sudah menjadi sekutu baginya dalam perbuatan tersebut."

وإن كانت نيتك وقصدك، بينك وبين الله تعالى، من طلب العلم: الهداية دون مجرد الرواية؛ فأبشر؛ فإن الملائكة تبسط لك أجنحتها إذا مشيت، وحيتان البحر تستغفر لك إذا سعيت. ولكن ينبغي لك أن تعلم، قبل كل شيء، أن الهداية التي هي ثمرة العلم لها بداية ونهاية، وظاهر وباطن، ولا وصول إلى نهايتها إلا بعد إحكام بدايتها، ولا عثور على باطنها إلا بعد الوقوف على ظاهرها.

Jika niat dan maksudmu dalam menuntut ilmu untuk mendapat hidayah, bukan sekedar mengetahui riwayat, maka bergembiralah. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu saat engkau berjalan, dan ikan-ikan paus di laut memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha. Tapi, engkau harus tahu sebelumnya, bahwa hidayah merupakan buah dari ilmu pengetahuan. Hidayah memiliki permulaan dan akhir, serta aspek lahir dan batin. Untuk mencapai titik akhir tersebut, permulaannya harus tersusun rapi. Begitu pula, untuk menyingkap aspek batinnya, harus diketahui terlebih dahulu aspek lahirnya.

وهأنا مشير عليك ببداية الهداية؛ لتجرب بها نفسك، وتمتحن بها قلبك، فإن صادفت قلبك إليها مائلا، ونفسك بها مطاوعة، ولها قابلة؛ فدونك التطلع إلى النهايات والتغلغل في بحار العلوم.

Oleh karena itu, di sini akan aku tunjukkan padamu permulaan dari sebuah hidayah agar engkau bisa mencoba dirimu dan menguji hatimu. Apabila engkau mendapati hatimu condong pada hidayah tersebut, lalu dirimu berusaha untuk menggapainya, maka setelah itu engkau bisa melihat perjalanan akhir darinya yang melaju dalam lautan ilmu.

وإن صادفت قلبك عند مواجهتك إياها بها مسوفا، وبالعمل بمقتضاها مماطلا؛ فاعلم أن نفسك المائلة إلى طلب العلم هي النفس الأمارة بالسوء، وقد انتهضت مطيعة للشيطان اللعين ليدليك بحبل غروره؛ فيستدرجك بمكيدته إلى غمرة الهلاك، وقصده أن يروج عليك الشر في معرض الخير حتى يلحقك (بِالأخسَرينَ أَعمالاً، الَّذين ضَلَ سَعيُهُم في الحَياةِ الدُنيا وَهُم يَحسَبونَ أَنَّهُم يُحسِنونَ صُنعا). وعند ذلك يتلو عليك الشيطان فضل العلم ودرجة العلماء، وما ورد فيه من الأخبار والآثار. ويلهيك عن قوله صلى الله عليه وسلم: (من ازداد علما ولم يزدد هدى، لم يزدد من الله إلا بعدا)، وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه)

Sebaliknya, jika engkau mendapati hatimu berat dan lengah dalam mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya, ketahuilah bahwa jiwa yang mendorongmu untuk menuntut ilmu tersebut adalah jiwa al-ammaarah bi as-su' (yang memerintahkan pada keburukan). Jiwa tersebut bangkit karena taat kepada setan terkutuk untuk dijerat dengan tali tipuannya. Ia terus memberikan tipudayanya kepadamu sampai engkau betul-betul binasa. Ia ingin agar engkau memperbanyak kejahatan dalam bentuk kebaikan, sehingga ia bisa memasukkanmu dalam kelompok orang yang merugi dalam amalnya. Yaitu, mereka yang sesat di dunia ini, yang mengira bahwa mereka telah melakukan suatu perbuatan baik. Saat itu setan menceritakan padamu tentang keutamaan ilmu, derajat para ulama, serta berbagai riwayat di seputarnya. Namun, setan tersebut membuatmu lalai dari sabda Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, "Siapa yang bertambah ilmu, tapi tidak bertambah hidayah, ia hanya bertambah jauh dari Allah." Juga dari sabda Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi, "Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat, adalah orang alim yang ilmunya tak Allah berikan manfaat padanya."

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: (اللهم إنى أعوذ بك من علم لا ينفع، وقلب لا يخشع، وعمل لا يرفع، ودعاء لا يسمع).

Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam berdoa:
Allahumma innii a'udzubika min 'ilmi laa yanfa'u wa qolbin laa yakhsya' wa 'amalin laa yurfa'u wa du'ain laa yusma'u

"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari amal yang tak diterima, dan dari doa yang tak didengar."

وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (مررت ليلة أسرى بي بأقوام تقرض شفاههم بمقارض من نار، فقلت: من أنتم? قالوا: كنا نأمر بالخير ولا نأتيه وننهى عن الشر ونأتيه).
فإياك يا مسكين أن تذعن لتزويره فيدليك بحبل غروره، فويل للجاهل حيث لم يتعلم مرة واحدة، وويل للعالم حيث لم يعمل بما عمل ألف مرة.

Sabda Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, "Di malam aku melakukan Isra', aku melewati sekelompok kaum yang bibir mereka digunting dengan gunting api neraka. Lalu aku bertanya, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang memerintahkan kebaikan tapi tidak melakukannya, dan mencegah keburukan tapi kami sendiri mengerjakannya!"

Oleh karena itu, jangan engkau serahkan dirimu untuk diperdaya oleh jerat tipuannya. Maka neraka Wayl bagi orang bodoh, karena ia tidak belajar satu kali. Dan juga neraka Wayl bagi orang alim yang tak mengamalkan ilmunya seribu kali!

Wallahu a'lam bishshowab.