Bismillahirrohmanirrohim

Bismillahirrohmanirrohim

Minggu, 21 Desember 2014

ANTARA SABAR DAN SAKIT

Pembahasan ini saya khususkan buat sahabatku yang saat ini sedang sakit.

Semoga bisa bersabar menghadapi sakit





















Bismillahirrohmanirrohim...

Barang siapa yang ingin selamat dari siksa Allah swt, memperoleh pahala dan anugerah Rahmat-Nya serta masuk ke dalam Surga-Nya, maka hendaklah ia menahan nafsu dari kesenangan-kesenangan dunia dan bersabar terhadap penderitaan dan musibah yang menimpanya.

Allah swt berfirman
Artinya: "Allah menyukai orang-orang yang sabar" (Qs. Ali Imran: 146).

Sabar ada 3 kategori yaitu:
1. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt.
2. Sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah swt.
3. Sabar terhadap musibah.

Orang yang sabar dalam menjalankan ketaatan dan kebaktian kepada Allah swt.,, maka besok pada hari kiamat, Allah memberikan kepadanya tiga ratus derajat di surga. Jarak dari setiap derajat seluas antara langit dan bumi. Orang yang bersabar dalam menjauhi dan meninggalkan larangan-larangan Allah, maka besok pada hari kiamat Allah swt. Akan memberikan kepadanya enam ratus derajat. Jarak dari setiap derajat seluas antara langit ke tujuh (langit yang tertinggi) dan bumi yang ke tujuh (bumi yang terbawah). Sedangkan bagi orang yang bersabar dalam menghadapi musibah, maka Allah akan memberikan kepadanya seratus derajat di surga. Jarak antara setiap derajat, seluas antara Arasy dan bumi.

Dikisahkan bahwa Nabi Zakaria as. Berlari dari kejaran orang-orang yahudi, namun mereka tetap mengejar mengikuti jejaknya.
Ketika mereka telah mendekatinya, Nabi Zakaria melihat sebuah pohon yang ada didepannya, dia berkata kepada pohon itu "Hai pohon, masukkanlah aku kedalammu. "Maka pohon itu menjadi terbelah, sehingga Nabi Zakaria as dapat masuk kedalamnya, setelah ia masuk kedalamnya pohon itu, terkatup dan menutup kembali dan Nabi Zakaria bersembunyi didalamnya. Iblis yang menyaksikan peristiwa itu, memerintahkan kepada orang-orang yahudi yang mengejar Nabi Zakaria untuk menggergaji membelah pohon itu agar Nabi Zakaria terpotong dan terbelah, sehingga mati didalamnya. Mereka benar-benar melakukan apa yang di perintahkan oleh Iblis.
Hal itu terjadi karena Nabi Zakaria mengandalkan pohon itu, bukan pada Allah swt sehingga menyebabkan kebinasaannya. Dia terbelah menjadi dua dengan gergaji.

Sebagaimana halnya Hadist yang diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda ;"tidaklah ada seorang hambapun yang tertimpa musibah, lalu dia berserah diri kepada-Ku, kecuali Aku akan memberikan (permintaan) sebelum ia meminta dan Aku akan mengabulkan (permohonannya) sebelum ia berdo'a memohon kepada-Ku. Dan tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa musibah, lalu ia bergantung kepada makhluk selain Aku, kecuali Aku tutup pintu-pintu langit (rahmat) baginya."

Ketika penggergajian kayu yang didalamnya ada Nabi Zakaria tersebut, sampai pada otaknya, dia berteriak menjerit kesakitan. Lalu dikatakan kepadanya: " Hai Zakaria, sesungguhnya Allah berfirman kepadamu, 'mengapa Anda tidak bersabar menghadapi musibah sakit dan berkata aduh? Seandainya Anda mengatakannya sekali lagi, maka Aku akan mengeluarkan namamu dari daftar Para Nabi. " Maka Nabi Zakaria menggigit bibirnya, bersabar menahan rasa sakit, hingga mereka benar-benar membelahnya menjadi dua.

Oleh sebab itu, bagi orang-orang yang berakal wajib bersabar dalam menghadapi musibah dan tidak mengadukannya kepada sesama manusia, agar dia selamat dari azab dunia dan akhirat. Karena musibah atau ujian yang paling berat adalah yang ditimpakan kepada para Nabi dan Wali (kekasih-Nya).

Junaid Al-Baghdadi berkata: " musibah atau bala' merupakan pelita (penerang) bagi orang-orang yang arif, menggeliatkan kebangkitan bagi orang-orang yang menghendaki keridhaan Allah. Ia merupakan kebaikan bagi orang-orang yang beriman dan kebinasaan bagi orang-orang yang lengah. Tak seorang pun yang dapat merasakan manisnya keimanan sehingga ia ditimpa musibah, lalu ia ridha dan bersabar."
    Nabi Muhammad saw bersabda." barangsiapa yang menderita sakit semalam, lalu ia sabar dan ridho kepada Allah, maka ia menjadi keluar dari dosa-dosanya, sebagaimana disaat ia terlahir dari ibunya. Maka ketika anda sakit, hendaklah kiranya (bersabar( tidak) terlalu mengharapkan kesembuhan."
   Ad-Dhahak berkata:" Barangsiapa yang tidak diuji dengan suatu musibah, kesulitan atau bala' selama empat puluh hari, maka tidak ada suatu kebaikan pun baginya disisi Allah swt.
   Didalam hadist lain juga disebutkan dari Nabi saw: "ketika sesorang hamba sakit, Allah mengutus dua malaikat padanya, seraya berfirman "Lihatlah apa yang diucapkan hamba-Ku.'"Kalau dia berkata,alhamdulilah, maka ucapan itu dilaporkan kepada Allah swt. Sedangkan Dia sesungguhnya Maha Mengetahui. Selanjutnya Allah swt berfirman: "Kalau Aku mematikan dia, maka menjadi sebuah kewajiban bagi-Ku untuk memasukannya kedalam Surga. Dan kalau Aku memberikan kesembuhan kepadanya, maka sudah menjadi sebuah kewajiban bagi-Ku untuk mengganti dagingnya dengan lebih baik dari daging yang sebelumnya, mengganti dengan darah yang lebih baik dari darah yang sebelumnya dan Aku akan mengampuni dosa-dosanya.

Diceritakan, bahwa pada zaman dahulu dikalangan Bani Israil, ada seorang laki-laki fasik, dia terus menerus melakukan kefasikannya, hingga meresahkan penduduk negerinya, namun mereka tidak memiliki kekuatan dan keberanian untuk menghentikan kedurhakaannya. Mereka hanya melakukan perlawanan dengan berdo'a dan merendah diri kepada Allah, hingga akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa as: "Hai Musa, ditengah-tengah kaum Bani Israil terdapat seorang pemuda yang durhaka yang meresahkan mereka, namun mereka tidak kuasa mengusirnya. Mereka khawatir terkena api Neraka, sebab ulah kefasikannya, maka usirlah dia. "Kemudian datanglah Nabi Musa menemui pemuda fasik itu dan mengusirnya. Lalu pemuda itu pergi meninggalkan desa tempat tinggalnya kedesa lain. Tetapi dia juga diusir dari desa itu, sehingga harus berpindah kedesa yang lain. Dia terus diusir dari desa ke desa, sampai akhirnya dia terusir ke suatu pada hamparan padang pasir yang sangat ganas. Tak ada tumbuh-tumbuhan burung-burung dan tidak ada makhluk yang lain.
Di tengah-tengah gurun pasir yang ganas itu, dia jatuh sakit tanpa ada seorangpun yang menolongnya. Dia terbaring dia atas pasir yang panas sambil menyandarkan kepalanya pada bait-bait padang pasir yang kering kerontang, dia berkata "Seandainya ibuku berada diatas kepalaku tentulah dia akan merasa kasihan kepadaku dan menangisi kenistaanku, kalau sekiranya ayah ada disini, tentulah dia akan membantuku dan mengurus segala keperluanku; andai istriku ada disisiku, tentu ia akan menangisi kepergianku; andai anak-anakku hadir disini tentu mereka akan menangisi jenazahku dan berdo'a: 'Ya Allah ampunilah Ayahku yang terusir dan tak berdaya ini, dia terbuang dari desa ke desa hingga terlempar jauh ke padang pasir yang ganas ini.
Dia keluar dari dunia menuju akhirat dengan membawa penyesalan dan keputusasaan yang teramat dalam.'Selanjutnya pemuda itu berkata, Ya Allah, Engkau telah memisahkan aku dari kedua orang tuaku, dari anak-anak dan istriku, tetapi janganlah Engkau pisahkan aku dari Rahmat-Mu. Engkau telah membakar hatiku, karena berpisah dengan mereka, tetapi janganlah Engkau bakar aku dengan api neraka-Mu, sebab kefasikan.
    Kemudian Allah mengutus seorang bidadari yang menyerupakan diri seperti istrinya, dan anak-anak yang menyerupai anak-anaknya, serta seorang malaikat yang menyerupakan diri seperti Ayahnya. Mereka duduk disisinya dan menangisinya. Si pemuda itu berkata: "Ini ayahku, ibu dan istri serta anak-anakku, semua datang kepadaku, maka hatinya menjadi terhibur dan gembira, lalu dia menghembuskan nafas yang terakhir, mati dalam kesucian dan terampuni.

Kemudian Allah swt menurunkan wahyu kepada Nabi Musa "Hai Musa, pergilah ke padang yang begini...dan tempat begini...karena di tempat itu telah mati seorang wali dari wali-wali-Ku. Datang kepadanya dan uruslah jenazahnya dan makamkanlah ia. "Ketika Nabi Musa datang ketempat tersebut, dia melihat ternyata jenazah itu adalah jenazah seorang pemuda yang fasik yang diusirnya dari negeri dan kampung halamannya atas perintah Allah swt. Yang lebih mengherankan lagi jenazah itu di kelilingi oleh para bidadari yang bermata jeli. Lalu Nabi Musa berkata: "Wahai Tuhanku, bukankah ini adalah jenazah pemuda fasik yang aku usir dari negeri dan kampung halamannya, atas perintah-Mu?" Allah swt berfirman: "Hai Musa, benar dia pemuda itu, tetapi Aku telah merahmati dan mengampuninya, sebab itu dia adalah orang yang terusir dan tak berdaya. Ditengah kesendiriannya karena terusir dari negerinya dan terpisah dari ayah, ibu, istri dan anak-anaknya, dia menderita sakit, dia merintih kesakitan dan mengadu kepada-Ku, maka Aku mengutus seorang bidadari agar menyerupai ibunya, seorang malaikat yang menyerupai ayahnya dan seorang bidadari yang menyerupai istrinya.
Semuanya merasa iba atas keterasingan dan ketidakberdayaannya ditempat yang terpencil itu. Karena apabila ada seseorang yang mati dalam keterasingan di tempat terpencil, maka penghuni langit dan bumi menangis karena iba kepadanya. Maka bagaimana Aku tak menyayanginya, sedang Aku adalah Tuhan Yang Paling Penyayang diantara para penyayang."

Apabila orang yang terisolir dari keluarganya dalam keadaan naza' (kritis atau koma), maka Allah swt berfirman: "Hai malaikat-malaikat-Ku, orang yang terasing itu adalah pengembara yang meninggalkan anak-anak, keluarga dan orang tuanya. Ketika dia mati tak ada seorang pun yang menangisi dan bersedih atas kematiannya." Kemudian Allah swt memerintahkan malaikat untuk menyerupai bapaknya, ibu, anak-anak dan keluarganya, lalu hatinya menjadi senang. Setelah itu, barulah dia menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan tenang dan gembira. Kemudian ketika jenazahnya diusung ke pemakaman, para malaikat ikut mengiring-kannya dan mendo'akan di atas kuburnya sampai hari kiamat.
Hal yang demikian itu sesuai dengan firman Allah swt :

"Allahu lathiifumbi'ibaadihi"
Artinya: "Allah Maha Lembut terhadap hamba-Nya" (Qs.Asy-Syura: 19).

Ibnu Atha'illah berkata: "Seorang hamba dapat dilihat kebenaran dan kepura-puraannya disaat dia dalam kondisi mudah dan lapang. Barangsiapa yang bersyukur disaat kondisi lapang dan berkeluh kesah dalam keadaan sulit, maka dia termasuk orang yang bohong. "Seandainya Ilmu seluruh manusia berkumpul pada seseorang, lalu dia berkeluh kesah atas musibah yang menimpanya, maka ilmu dan amalnya tidak bermanfaat baginya. Sebagaiman di jelaskan di Hadist Qudsy bahwa Allah swt berfirman: " Barangsiapa yang tidak rela kepada qadha'-Ku dan tidak bersyukur atas pemberian-Ku, maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku."

Diceritakan dari Wahab bin Wanabbih, bahwa ada seorang Nabi yang mengabdi kepada Allah swt Selama empat puluh tahun. Kemudian Allah swt berfirman kepadanya: "Sesungguhnya Aku mengampunimu" Nabi itu berkata: "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau harus mengampuniku sementara aku tidak pernah berbuat dosa sama sekali." Maka Allah memerintahkan satu urat ditubuhnya berdenyut dan bereaksi yang membuatnya kesakitan dan tidak bisa tidur semalaman. Ketika pagi hari tiba, ia mengadukannya kepada malaikat mengenai sakit yang dideritanya semalaman sebab denyutan satu urat dari tubuhnya itu. Malaikat itu lalu berkata: "Ketahuilah bahwa Tuhan berfirman kepada Anda, sesungguhnya pahala ibadah lima puluh tahun tidak bisa mengimbangi rintihan dan keluhan Anda semalam, hanya karena rasa sakit yang disebabkan oleh satu urat saja dari tubuh Anda.

salam dariku yang bodoh fakir dan hina

3 komentar:

  1. Saya minta izin untuk copy dan save terjemahan kitab kitab yg ada disini...
    Terimakasih semoga Allah membalas kamu dgn kebaikan

    BalasHapus
  2. Saya minta izin untuk copy dan save terjemahan kitab kitab yg ada disini...
    Terimakasih semoga Allah membalas kamu dgn kebaikan

    BalasHapus
  3. ampun kalau tasawuf , memang sungguh tolol para manusia

    BalasHapus